Kamis, 06 Februari 2014

ADIT

Selamat tinggal seragam Putih-Merah, Selamat datang seragam Putih-Biru.

Hari ini hari pertamaku menjadi siswa resmi SMP 11, setelah beberapa hari menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa) yang selalu menjadi budaya dalam penerimaan murid baru. Tidak terlalu menarik dalam masa ini, hanya sekedar pengenalan kakak OSIS, Guru, dan beberapa ekstrakurikuler.

Hari pertama ini berbeda, karena aku harus melakukan adaptasi baru. Aku kira teman-teman yang sekelas denganku selama MOS itu akan selalu bersama selama setahun tapi ternyata terjadi perubahan dan kami semua harus berpencar kelas dengan siswa baru lainnya.

Mencari nama dalam secarik kertas yang ditempel pada setiap pintu kelas yang ada, itu yang aku lakukan dan murid baru lainnya. Sudah beberapa kelas aku lewati dan namaku belum juga ada, tinggal dua kelas lagi yang harus aku cek. Pilihanku jatuh pada kelas 7.8 dan berharap namaku tercantum disecarik kertas itu. Gotcha, akhirnya aku menemukan namaku dikelas ini.

Baru beberapa hari menempati kelas ini, aku sudah mempunyai tiga teman dekat yang pertama namanya Icha, postur tubuhnya sama denganku ia menggunakan kerudung dan kacamata, hitam manis dan berkepribadian baik. Yang kedua Resti, postur tubuhnya lebih rendah dariku, rambutnya pendek dan selalu dikuncir, ia paling periang dan selalu bisa menceriakan suasana. Yang terakhir Tika, tinggi kami sama tapi postur tubuh dia lebih ideal, rambutnya panjang suka dikuncir dan ditambah bando. Kami berempat sudah saling bertukar cerita kehidupan pribadi kami masing-masing.

Suatu saat aku menyadari ada seorang cowok yang selalu menarik perhatianku selama dikelas ini. Namanya Aditya postur tubuhnya kurus tapi berisi, kulitnya bersih dan rambutnya cepak. Aku mulai mendekati diriku dengannya. Ternyata sikap kami berdua belum lepas dari seragam SD, canda kami kadang berujung kejar-kejaran mengitari ruang kelas bahkan sampai keliling sekolah. 

Icha, Resti, dan Tika mulai menyadari perubahan sikapku pada Adit. Mereka menyadari aku jatuh cinta padanya. Aku pun mengakuinya ketika mereka bertanya, namun aku tidak mau menyatakan perasaanku pada Adit karena aku mulai nyaman dengan situasi seperti ini.

Entah darimana teman sekelas mulai mengetahui perasaanku pada Adit tapi aku percaya bukan teman-teman dekatku yang membocorkannya, mungkin dari gerak gerik atau sikapku selama ini bersama Adit. Sikap Adit mulai berubah, dia mulai menghindar entah kenapa. Aku pun mengajaknya untuk berbicara tapi dia tidak mau, dia bilang "Jangan ganggu ataupun deket lagi sama gue,". Itu adalah kalimat terakhir yang dia ucapkan padaku. Namun teman-teman dekatku mengatakan ada gosip lain beredar, bahwa sebenarnya Adit menyukaiku tapi dia tidak berani untuk menyatakan langsung. Tapi bagiku gosip itu tidak penting, yang penting sekarang aku dan Adit sudah benar-benar selesai, tidak ada candaan ataupun tegur sapa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar